~GarisHorizon~ “waktu sekolah, saya memiliki pensil yang sudah pendek sekali dan tergeletak begitu saja diatas meja, lalu tiba-tiba ada teman yang meminjam pensil pendek itu, sayapun meng-iya-kan karena saat itu saya memang tidak membutuhkannya, bahkan saya sampai melupakannya kalau pensil itu ternyata tidak pernah dikembalikan”
Saya rasa, kita semua pernah mengalami kejadian yang serupa seperti cerita diatas. Nah, tahukah teman, kalau kejadian yang terjadi pada cerita diatas adalah konsep dasar suatu keikhlasan? Kita tidak pernah terpikir untuk meminta imbalan dari “jasa” yang kita lakukan, kitapun bahkan melupakan “jasa” kita dengan begitu mudahnya dan tak pernah mengungkit-ungkitnya lagi. Dan yang terpenting, kita sama sekali tidak mengharapkan uncapan “Terimakasih”. Bukankah itu yang disebut dengan ikhlas?.
Lalu, apa perasaan kita setelah mengikhlaskan pensil pendek tersebut? Dongkolkah? Atau tidak bisa merasa tenang selama bertemu teman yang tenyata tidak pernah mengembalikan pensil tersebut yang bahkan mengucapkan terimakasihpun tidak? Jawabannya cuma satu, “Saya Ikhlas” walaupun jawaban itu tidak kita ucapkan, bahkan tidak kita pikirkan.
Dan, salah satu keuntungan yang kita dapat ketika mengikhlaskan sesuatu adalah, “Perasaan tenang yang dicari oleh semua manusia dimuka bumi”. Nah, tinggal bagaimana kita membawa sikap ikhlas itu kepada apapun yang ada dihidup kita, mari kita belajar bersama agar hati kita senantiasa ikhlas. Sebagai penutup, ada kisah bagaimana sikap ikhlas sudah melekat pada diri seseorang.
“Orang tua itu menyetop sebuah bus dan bergegas menaikinya, mungkin karena terburu-buru sepatu yang terpasang dikaki kiri orang tua tersebut terlepas dan terjatuh dijalan sedangkan bus sudah jalan. Didalam bus, orang tua tersebut lantas melepas sepatu yang masih melekat dikaki kanannya dan melemparkannya keluar melalui jendela bus yang terbuka. Kelakuan orang tua tersebut membuat bingung penumpang yang lain, hingga salah seorang penumpang berani bertanya “Bapak kenapa membuang sepatu yang masih bapak miliki?” dan orang tua itupun menjawab “agar orang yang menemukan sepatuku bisa mempergunakannya dengan baik”.
Semoga bisa menjadi pencerahan dan bermanfaat. ^_^
Saya rasa, kita semua pernah mengalami kejadian yang serupa seperti cerita diatas. Nah, tahukah teman, kalau kejadian yang terjadi pada cerita diatas adalah konsep dasar suatu keikhlasan? Kita tidak pernah terpikir untuk meminta imbalan dari “jasa” yang kita lakukan, kitapun bahkan melupakan “jasa” kita dengan begitu mudahnya dan tak pernah mengungkit-ungkitnya lagi. Dan yang terpenting, kita sama sekali tidak mengharapkan uncapan “Terimakasih”. Bukankah itu yang disebut dengan ikhlas?.
Lalu, apa perasaan kita setelah mengikhlaskan pensil pendek tersebut? Dongkolkah? Atau tidak bisa merasa tenang selama bertemu teman yang tenyata tidak pernah mengembalikan pensil tersebut yang bahkan mengucapkan terimakasihpun tidak? Jawabannya cuma satu, “Saya Ikhlas” walaupun jawaban itu tidak kita ucapkan, bahkan tidak kita pikirkan.
Dan, salah satu keuntungan yang kita dapat ketika mengikhlaskan sesuatu adalah, “Perasaan tenang yang dicari oleh semua manusia dimuka bumi”. Nah, tinggal bagaimana kita membawa sikap ikhlas itu kepada apapun yang ada dihidup kita, mari kita belajar bersama agar hati kita senantiasa ikhlas. Sebagai penutup, ada kisah bagaimana sikap ikhlas sudah melekat pada diri seseorang.
“Orang tua itu menyetop sebuah bus dan bergegas menaikinya, mungkin karena terburu-buru sepatu yang terpasang dikaki kiri orang tua tersebut terlepas dan terjatuh dijalan sedangkan bus sudah jalan. Didalam bus, orang tua tersebut lantas melepas sepatu yang masih melekat dikaki kanannya dan melemparkannya keluar melalui jendela bus yang terbuka. Kelakuan orang tua tersebut membuat bingung penumpang yang lain, hingga salah seorang penumpang berani bertanya “Bapak kenapa membuang sepatu yang masih bapak miliki?” dan orang tua itupun menjawab “agar orang yang menemukan sepatuku bisa mempergunakannya dengan baik”.
Semoga bisa menjadi pencerahan dan bermanfaat. ^_^
iklas kadang begitu mudah diucapkan tetapi susah untuk dilakukan ^^
BalasHapuskadang keiklasan muncul ketika kita tak lagi menginginkan...
tapi jika melihat dari contoh melempar sepatu... itu kadang yang sulit untuk dilakukan ^^
thx 4 share ^^
berkunjung sambil nonton jerman vs serbia. semoga saya ikhlas menerima gmn pun pertandingannya dan yang kalah diberi ketenangan
BalasHapusTerima kasih sekali... semoga aku lebih bisa menjadi orang yg ikhlas ya.
BalasHapusMemang sih, jika kita ikhlas, hati lebih tenang. Nice post.. :D
BalasHapuskeikhlasan muncul ketika kita sadar kita lahir tak bawa apa apa... ^^
BalasHapuswah, lagi belajar ikhlas neh... duh
BalasHapusYups Mas, hanya keikhlasan yang membuat tenang... Makasih neh...
BalasHapus@Inge makanya, yuk kita sama2 belajar ^_^
BalasHapus@Tukang colong wah saya gak nonton tuh...
@catatan kecilku ya,,,, kita sama2 belajar aja,, ^_^
@the others ya...
@Eysa SETUJU!!! hehehe.. ^_^
@buwel yupz...
@achen sama2...