kalau saja

Kita seringkali memimpikan apa yang tak terjangkau. karena memang itulah kemampuan dasar dari otak. dalam kepala kita, dunia terlihat lebih berwarna dan mengasikkan. penuh pencapaian dan kebahagiaan dalam definisi kita sendiri. jauh berbeda dengan apa yang kita lihat dan rasakan sehari-hari. atau dengan kata lain realitas.

Seandainya bisa, bukankah menyenangkan kalau dunia kita adalah puisi yang kita buat sendiri. begitu bebas dan tak ada batasan kata. tak ada tabu dan tak ada haram. sebuah imaji liar tanpa pagar pembatas. bukankah tak mungkin kita terkucilkan dari puisi kita sendiri.

Suka atau tidak, di dalam kepala sendiripun seringkali kita membangun pagar-pagar pembatas. mempersempit dan mengungkung diri. jauh dari kata bebas. dimana (seharusnya) justru itulah satu-satunya tempat dimana kita bisa membentuk dunia kita sendiri. tanpa ada yang mampu menginterupsinya.

paragraf-paragraf racauan ini sepertinya tidak berarti apa-apa. hanya gumaman spontan dari seorang yang sedang tiduran mengistirahatkan diri karena merasa lelah menjalani realitas. betapa hidup begitu melelahkan. bahkan ketika kita sedang berimajinasi.



17 comments
  1. Ya, namanya hidup pastilah selalu dihadapkan dengan permasalahan yang kadang menguras emosi dan perasaan. Dan itu memang melelahkan sekali. Bersabar dengan keadaan itu adalah hal yang terbaik untuk meredakan kelelahan tersebut.

    BalasHapus
  2. Kalo saja manusia itu sempurna tentunya tidak akan berbuat alfa ...

    BalasHapus
  3. sesungguhnya mimpi adalah salah satu motivasi dalam kehidupan kita..maka bermimpilah setinggi langit dan gapailah impianmu semampu kemampuan terbaikmu...salam :-)

    BalasHapus
  4. seringkali mimpi terlihat indah ketika masih berwujud mimpi mas, saat mimpi menjadi kenyataan tak jarang rasanya malah biasa saja.

    BalasHapus
  5. emang gitu kok
    bisa keliatan juga dari teman teman kalo nulis di blog. banyak yang terjebak pada tema konsep ideal biar ga dianggap katrok. ga masalah sih itu bagus. sayangnya suka kebablasan sampai melupakan bahwa hidup itu tak seideal konsep itu...

    BalasHapus
  6. Yang membentuk pagar-pagar pembatas adalah pikiran negatif.

    BalasHapus
  7. ka arif.. T^T ini kayak ironi ke diri sendiri hiks hiks.

    BalasHapus
  8. ya begitulah impian terbentur realita setiap hari, jadi mari kita nikmati :) semangat (*o*)9

    BalasHapus
  9. setuju dg nuel, emang puitis tulisannya.

    BalasHapus
  10. wh, meracau aja udah dalem gitu..
    apalagi kalo enggak ya mas
    :D

    BalasHapus
  11. buat impian setinggi, sebebas, dan seindah mungkin rif... kita bebas bermimpi bahkan memiliki hasil sesuai impian yg kita harapkan. Bukankah Tuhan sesuai persangkaan kita sebagai umatNYA..?

    Jadi dekorasi impian kita seindah mungkin dan tunggu segalanya mewujud setelah ikhtiar dan doa :)

    BalasHapus
  12. Ah kang, saya juga pernah merasa begini. terkukung dengan pikiran sendiri. pada akhirnya hidup tetap harus dinikmati ;) nikmati jedah dengan terus berfikir positif.

    BalasHapus
  13. Arif,. entah pikiranku yang lagi kemanamana ato gimana, tapi aku gak paham maksud tulisannya :(

    BalasHapus
  14. melelahkan kalau kita paksa-paksa rifff :)

    BalasHapus
  15. Andai saja, otak tak mampu merendung jutaan pikiran. apa kata dunia,bang Arif Chasan? tak apa berimajinasi tingkat tinggi, asalkan wujudkan....

    mohon maaf lahir batin ya

    BalasHapus
  16. manusiawi banget itu...
    otak seringkali banyak banget munculin ide diluar batas kemauan hati. bilang move on move on mulu, tapi omong doang ga juga berangkat, heheh

    BalasHapus