Doni duduk di pelataran stasiun
senen. Rencananya, doni akan naik kereta menuju malang –mendaki semeru- seorang
diri. Ketika kereta yang akan membawanya ke malang siap berangkat dan doni mau
berjalan masuk ke dalam kereta, ada
teriakan ‘copet!’ dari seorang wanita tak jauh dari tempatnya berdiri. menoleh
ke arah suara, doni mendapati seorang pria berlari ke arahnya dengan tas wanita
di tangan kiri dan pisau di tangan kanan. Dengan refleks, ketika pencopet itu
sejangkauan tangannya, ia berusaha menghentikan si pencopet. Naas, pisau
dari pencopet menebas lengan kanannya tapi doni mengerahkan semua kekuatannya
yang tersisa untuk mengayunkan ransel seberat 20kg miliknya ke wajah pencopet
tersebut. Akhirnya, doni terluka di bagian tangannya –berdarah-, pencopet
terjerembab di lantai stasiun, isi ransel doni berceceran kemana-mana dan tentu
saja tas milik seorang wanita korban pencopet itu berhasil terselamatkan.
Di pos keamanan, setelah pencopet
tersebut dibawa petugas, Doni mendapat perawatan untuk lengan kanannya yang
berdarah. Wanita korban pencopetan itu bernama Nina. Ia adalah seorang
mahasiswi yang setiap harinya menggunakan jasa commuter line. Nina tak henti-hentinya
berterima kasih pada doni sekaligus merasa tak enak. Doni ditinggalkan kereta yang akan ditumpanginya dan otomatis semua
rencana doni hari itu gagal total. Nina
yang tak enak menawarkan apa saja sebagai gantinya juga sebagai balas jasanya
sudah menyelamatkan tas nina yang memang isinya sangat berharga. Karena
jadwal cuti doni memang masih sekitar 2 bulan. Dan mengetahui nina adalah
mahasiswi yang sedang libur Doni bilang “kalau
kamu mau, lusa kamu temani saya untuk naik semeru. kamu bawa persiapan untuk
kamu sendiri dan selasa jam 13.00 kamu saya tunggu disini dan kita sama-sama
berangkat ke semeru.” Nina bingung dan mengatakan akan memikirkannya.
Hari Selasa pun tiba. di stasiun
senen jam 12 doni sudah duduk-duduk dengan bawaan setara untuk 2 orang. Meski tak terlalu berharap banyak kalau nina
–yang baru ketemu kemarin terus langsung ngajak perjalanan naik gunung- akan
muncul, tapi jika memang dia akhirnya datang, doni tak bisa main-main
dengan membawa peralatan seadanya. Dia mempersiapkan semuanya. Melihat jam
sudah pukul 13.30. 15 menit lagi kereta
akan berangkat.nina belum juga datang. Doni menyerah dan berpikir “lumayan lah,
persediaannya jadi dobel”. Sesaat akan naik kereta, doni ditepuk pundaknya.
“maaf terlambat, tadi kejebak macet” kata nina.
Setelah di dalam kereta. Doni dan
nina masih canggung. Doni mendahului percakapan dengan bertanya “kenapa kok
akhirnya kamu mau ikut dengan saya?” nina
menjawab. “yah, dengan bantuan alat ajaib bernama google. Hehe.. aku searching
nama kamu di google, dan voila! Semua profil diri kamu aku bisa tahu. Facebook,
twitter dan blog. Terutama blog sih, Aku liat blog kamu dan banyak banget
foto-foto keren waktu kamu hiking dan snorkling. Dari situ sepertinya aku bisa
tarik kesimpulan kalo kamu bisa dipercaya. Tapi aku masih belum sepenuhnya
percaya sama kamu loh.. Hehe.” “privasi itu cuman mitos ternyata” kata doni.
Sesampainya distasiun malang,
doni menemui lokalnya di malang. Rahadi
namanya. Rahadi kaget ternyata Doni tidak datang seorang diri seperti
biasanya. Sambil jalan menggunakan mobil
Rahadi, Doni menceritakan awal mula pertemuannya dengan Nina. Selama perjalanan ini, Doni mulai mengenal
sifat asli Nina yang kikuk dan terkesan ‘anak manja’.
Rahadi mengatar Doni dan Nina
sampai ranupani. Dari sana, perjalanan panjang dan melelahkan dimulai, dari
perjalanan ini, Ninapun mulai melihat sifat
doni yang pekerja keras. Terbukti ketika mereka sampai ranu kumbolo, doni yang
mendirikan dua tenda, memasak makanan dan menyiapkan api unggun untuk mereka
berdua.
Sebagai blogger, Doni
mendokumentasikan semuanya melalui kameranya. Ketika perjalanan dilanjutkan dan
sampai di kalimati untuk mendirikan tenda lagi. Doni dan nina merumpi dengan para pendaki lain. Saling bercerita
pengalaman dan saling menguatkan. Kalau malam ini, tepat pukul 12 malam. Mereka akan melakukan perjalanan sesungguhnya
mendaki mahameru.
Tepat pukul 12 malam. Doni membangunkan
nina di tendanya. Nina pesimis untuk
melanjutkan perjalanan. Mengingat dingin yang menusuk tulang, dan mahameru yang
tepat didepannya menjulang sangat tinggi dan angkuh. dan akhirnya doni bisa
meyakinkan nina untuk melanjutkan perjalanannya untuk menaklukkan mahameru.
Perjalanan berat berhasil mereka
lalui. Mendaki pasir dengan kemiringan 45 derajat, Dingin yang menusuk tulang,
lelah yang menindih tubuh berhasil mereka taklukan. Diatas mahameru, nina berterimakasih pada doni. Ia percaya, kalau
pertemuannya dengan doni bukanlah kebetulan. Ia menemukan dirinya yang
sesungguhnya di atas mahameru ini, bersama doni. Ia bersyukur pada tuhan atas
pertemuannya dengan doni.
--------------------------------------------------------------------
*ini adalah pe-er draft fiksi yang di tugaskan oleh pak Benny Rhamdani
ini saingannya novel 5 cm ya? hehee
BalasHapussaya malah belum pernah baca 5cm euy :(
BalasHapuskisah doni, nina dan rahadi yang mengasyikkan.....semoga cerpennya bisa terpilih untuk diterbitkan ya....keep happy blogging always..salam dari Makassar :-)
BalasHapuskamu jadi Doni atau pencopetnya? :P
BalasHapus1. Plottingnya kurang panjang untuk sebuah novel. Mungkin saja bisa di-extend tapi akan kepayahan.
BalasHapus2. Lokasi setting sangat mirip 5 cm. Sebaiknya dihindari atau twist aja, misalnya jadi danau, atau laut.
3. Konfliknya datar.
4. Coba baca-baca buku sejenis yang temanya ingin ditulis.
Mantap deh tuh novelnya kayaknya sih
BalasHapusadeuhhh nama si cowok kayak namaku hehe :D
BalasHapus