Ada alasan kenapa dewasa ini (anjrit, kapan coba terakhir ada yang bilang dewasa ini) smartphone bisa sangat memasyarakat seperti kacang goreng di kampung klingkit. mulai dari bussinessmen sampai pemilik toko kelontong. dari siswa SMA elit sampai balita yang masih suka main lari-larian di gang rumah. hampir semuanya memiliki apa yang disebut sebagai smartphone.
Saya mau coba menganalogikan salah satu perasaan manusia (salah satu disini seperti perasaan benci, sayang cinta dll.) dengan sebuah ruang kecil sempit dan selalu kosong.
Semua manusia pasti memiliki perasaan tersebut. dan baik secara sadar atau tidak, ia akan selalu berusaha mengisinya dengan cara apapun. itulah mengapa, ketika smartphone di perkenalkan ke publik, euforianya sangat fantastis. karena mereka berpikir, akhirnya ada alat agar kita tidak lagi "sendiri".
Tidak percaya? coba saja ketika sendirian, duduk di rumah atau kantor atau dimanapun. cukup duduk saja and doing absolutely nothing. can you?
Kebanyakan gak bisa. sejenak sehabis duduk, tangan akan meraba-raba saku dan jika menemukan smartphone, maka kita akan langsung menyalakannya-kadang kita melakukannya tanpa sadar.
Masalahnya adalah kita bisa sendiri kapanpun dan dimanapun.
Tempat kita paling sering sendirian adalah di dalam mobil. terbayang? singkatnya, kita -secara sadar- sering mempertaruhkan nyawa sendiri dan orang lain di dalam mobil dan tempat-tempat lainnya hanya karena kita tidak mau sendirian barang sedetikpun.
Jangankan sendirian, lha yg lagi pacaran aja malah asyik pegang smartphone masing-masing :-)
BalasHapus*Pengalaman liat ABG pacaran :-)
Ada saat dimana sendirian itu menyenangkan. Tapi yah, mungkin sama dengan penggunaan smartphone, kadang hal itu tidak dirasakan secara sadar oleh manusia :)
BalasHapushemmmm,...merenung*
BalasHapusApa kabar arif ? lama gak berkunjung ke sini, smg arif dlm keadaan sehat ya dik :)
sama sih akyuu juga hehe
BalasHapus