Mungkin seorang filmaker atau sutradara atau produser film sekalipun pernah merasakan risih ketika sedang menonton film hasil garapan orang lain. karena ia mau tidak mau merasakan dan tahu akan kesalahan-kesalahan yg ada dalam film tersebut. baik itu pengambilan gambar, skenario, dialog dll. mungkin beberapa kali terbesit kalimat "harusnya gini.. mestinya gitu" di dalam kepalanya.
Seorang penulis profesional juga sepertinya sama saja, ia bisa merasakan baik secara sadar atau tidak kekurangan dari hasil karya tulisan orang lain. karena ia mengerti dan pernah mengalami proses panjang menulis. ia paham betul semua teorinya.
Arsitek, politikus, pelukis, penyanyi dll. semua yg ada pada tahap professional, saya rasa pasti mengerti akan hal itu.
Yang saya heran adalah, banyak bermunculan orang yang entah ahlinya apa, tapi PD sekali merasa profesional di segala bidang. banyak meneriakkan opininya disana-sini. bahkan merasa ia dan apa yang dibicarakannya adalah yang paling akurat dan paling penting. melupakan, mungkin seorang pro/ahli yang sebenarnya sedang menertawakan setiap kata yang keluar dari mulutnya.
Seorang penulis profesional juga sepertinya sama saja, ia bisa merasakan baik secara sadar atau tidak kekurangan dari hasil karya tulisan orang lain. karena ia mengerti dan pernah mengalami proses panjang menulis. ia paham betul semua teorinya.
Arsitek, politikus, pelukis, penyanyi dll. semua yg ada pada tahap professional, saya rasa pasti mengerti akan hal itu.
Yang saya heran adalah, banyak bermunculan orang yang entah ahlinya apa, tapi PD sekali merasa profesional di segala bidang. banyak meneriakkan opininya disana-sini. bahkan merasa ia dan apa yang dibicarakannya adalah yang paling akurat dan paling penting. melupakan, mungkin seorang pro/ahli yang sebenarnya sedang menertawakan setiap kata yang keluar dari mulutnya.
Peter Jackson di set the hobbit
singkatnya, rif, orang yg kemampuannya setengah-setengah cenderung songong soalnya dia ga punya apa-apa untuk dipertaruhkan jika ia salah bicara. sementara orang yg kemampuannya tingkat dewa, ia menjadi lebih rendah hati. pengalamanku begitu ketika bertemu orang dengan 2 jenis tersebut... ;))
BalasHapusmkn hari kyknya kakin byk org pinter..eh pd ngomong gitu mksudnya hihi
BalasHapusBanyak orang ingin diakui, tapi justru melakukan hal yang memberikan nilai negatif terhadap dirinya.
BalasHapusApalagi sejak zaman socmed.
BalasHapusBeuuhhhh
hehe benar juga rif makanya saya kalau ngomong sering sudut pandang pribadi aja dehhh
BalasHapuseh ya Dilan udah mau selesai jadi nanti sekalian aku kirim sama yang lain jg ya :)